BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Al
Qur`an merupakan petunjuk bagi seluruh umat manusia. Di samping itu, dalam ayat
dan surat yang sama, diinformasikan juga bahwa al Qur`an sekaligus menjadi
penjelasan (bayyinaat) dari petunjuk tersebut sehingga kemudian mampu menjadi
pembeda (furqaan)-antara yang baik dan yang buruk. Di sinilah manusia
mendapatkan petunjuk dari al Qur`an. Manusia akan mengerjakan yang baik dan
akan meninggalkan yang buruk atas dasar pertimbangannya terhadap petunjuk al
Qur`an tersebut.
Al Qur`an adalah kalaamullaah yang diturunkan kepada nabi
Muhammad saw. Dengan media malaikat Jibril as. Dalam fungsinya sebagai
petunjuk, al Qur`an dijaga keasliannya oleh Allah swt. Salah satu hikmah dari
penjagaan keaslian dan kesucian al Qur`an tersebut adalah agar manusia mampu
menjalani kehidupan di dunia ini dengan benar-menurut Sang Pencipta Allah ‘azza
wa jalla sehingga kemudian selamat, baik di sini, di dunia ini dan di sana , di
akhirat sana . Bagaimana mungkin manusia dapat menjelajahi sebuah hutan
belantara dengan selamat dan tanpa tersesat apabila peta yang diberikan tidak
digunakan, didustakan, ataupun menggunakan peta yang jelas-jelas salah atau
berasal dari pihak yang tidak dapat dipercaya? Oleh karena itu, keaslian dan
kebenaran al Qur`an terdeterminasi dengan pertimbangan di atas agar manusia
tidak tersesat dalam mengarungi kehidupannya ini dan selamat dunia-akhirat.
2. Rumusan Masalah
- Bagaimana Tafsir Al-luqman 14-15
- Bagaimana Maryam 12-15
- Bagaimana An-Nisa Ayat 36
- Bagaimana Tafsir Al-luqman 14-15
- Bagaimana Maryam 12-15
- Bagaimana An-Nisa Ayat 36
3. Tujuan
- Bagaimana Tafsir Al-luqman 14-15
- Bagaimana Maryam 12-15
- Bagaimana An-Nisa Ayat 36
- Bagaimana Tafsir Al-luqman 14-15
- Bagaimana Maryam 12-15
- Bagaimana An-Nisa Ayat 36
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Tafsir
Al-luqman 14-15
Ayat
14-15: Pentingnya seorang bapak memperhatikan pendidikan anaknya, bagaimana
mendidik anak secara Islami, dan perintah menaati kedua orang tua selama isinya
bukan maksiat kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala.
وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ
حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ
لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ (١٤) وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ
تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي
الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ
مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (١٥)
Terjemah Surat
Luqman Ayat 14-15
14. Dan Kami
perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya
dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.
Hanya kepada Aku kembalimu.
15. Dan jika
keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak
mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang
kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku
beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
Tafsir Surat
Luqman Ayat 14-15
Setelah
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan untuk memenuhi hak-Nya, yaitu dengan
mentauhidkan-Nya dan menjauhi syirk, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala
memerintahkan untuk memenuhi hak kedua orang tua, yaitu dengan berbakti kepada
keduanya.
Selanjutnya,
Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan sebab yang mengharuskan berbakti kepada
kedua orang tua, terutama ibu. Ibu merasakan berbagai derita. Sejak calon bakal
anak sebagai mani, si ibu merasakan ngidam dan kurang nafsu makan, merasakan
sakit, lemah, dan semakin bertambah lemah ketika janin semakin membesar,
kelemahan pun bertambah ketika hendak melahirkan dan ketika melahirkan.
Maksudnya, waktu menyapih yang paling lambat ialah setelah anak berumur dua tahun. Yaitu dengan beribadah kepada-Nya dan memenuhi hak-hak-Nya, serta tidak menggunakan nikmat-nikmat-Nya untuk bermaksiat kepada-Nya. Yaitu dengan berbuat ihsan kepada keduanya baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan. Misalnya adalah mengucapkan kata-kata yang lembut dan halus, sedangkan dengan perbuatan adalah dengan merendahkan diri, menghormati, memuliakan, dan memikul bebannya, serta menjauhi sikap yang menyakitkannya, baik bentuknya ucapan maupun perbuatan.
Maksudnya, waktu menyapih yang paling lambat ialah setelah anak berumur dua tahun. Yaitu dengan beribadah kepada-Nya dan memenuhi hak-hak-Nya, serta tidak menggunakan nikmat-nikmat-Nya untuk bermaksiat kepada-Nya. Yaitu dengan berbuat ihsan kepada keduanya baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan. Misalnya adalah mengucapkan kata-kata yang lembut dan halus, sedangkan dengan perbuatan adalah dengan merendahkan diri, menghormati, memuliakan, dan memikul bebannya, serta menjauhi sikap yang menyakitkannya, baik bentuknya ucapan maupun perbuatan.
Yakni
kamu wahai manusia akan dikembalikan kepada Tuhan yang memerintahkan dan
membebanimu demikian, Dia akan bertanya kepadamu, “Apakah kamu telah
melaksanakannya sehingga kamu akan diberi pahala, atau kamu malah melalaikannya
sehingga kamu memperoleh siksa?”
Yakni
jangan kamu kira bahwa menaati orang tua yang menyuruh berbuat syirk termasuk berbuat
ihsan kepada keduanya, karena hak Allah harus didahulukan atas hak semua
manusia. Allah Subhaanahu wa Ta'aala tidak mengatakan, “Maka durhakailah kedua
orang tua, “ tetapi mengatakan, “maka janganlah engkau menaati keduanya,”
karena berbuat baik harus tetap dilakukan kepada kedua orang tua, tetapi ketika
kedua orang tua menyuruh kufur dan maksiat, seperti berbuat syirk, maka tidak
boleh ditaati.
Mereka
ini adalah orang-orang yang beriman kepada Allah, malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan qadar, lagi berserah diri dan
kembali kepada Tuhannya. Mengikuti jalan mereka adalah menempuh jalan mereka
ketika kembali kepada Allah, yaitu dengan menarik hati lalu badan untuk
mengerjakan perbuatan yang diridhai Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya.
Firman-Nya,
“Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku.” Terdapat dalil perintah
mengikuti para sahabat, karena mereka adalah orang-orang yang sangat semangat
sekali kembali kepada Allah, terutama para khalifah rasyidin radhiyallahu 'anhum,
dan ayat ini juga menunjukkan bahwa ucapan mereka (para sahabat) adalah hujjah.
Baik yang taat maupun yang bermaksiat. Karena tidak ada satu pun amalmu yang
luput dari pantauan Allah, dan selanjutnya Dia akan memberikan balasan.
Asbabun Nuzul
Imam
Bukhari meriwayatkan (1/95): "..dari Syu'bah...dari Alqamah dari Abdullah,
katanya ketika turun firman Allah "Orang-orang yang beriman dan tidak
mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik)," kata para
shahabat Rasulullah saw:" Siapa di antara kita yang tidak mendzalimi
dirinya?" Maka Allah turunkan: "sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kezaliman yang besar."Al-Hafizh dalam Al-Fath (1/95)
mengatakan riwayat Syu'bah ini menegas kan bahwa pertanyaan ini merupakan sebab
turunnya ayat yang lain; yang ada dalam surat Luqman. Tetapi riwayat
Bukhari-Muslim dari jalur lain dari jalur A'masy yaitu Sulaiman yang disebut
dalam hadits ini, maka dalam riwayat Ibnu Jarir dari dia, kata mereka:"
Siapa di antara kita yang tidak mencampur keimanan dengan kedzaliman?" Dia
bersabda: "Bukan demikian. Tidakkah kamu memperhatikan ucapan
Luqman?"
Dalam
riwayat Waki' dari Al-A'masy, Dia bersabda:" Bukan seperti yang kamu
sangka." Dalam riwayat 'Isa bin Yunus: "Sesungguhnya itu adalah
syirik, tidakkah kamu perhatikan apa yang dikatakan Luqman?"
Secara zhahir, ayat yang ada dalam surat Luqman sudah
diketahui mereka, oleh sebab itulah dia mengingatkan mereka akan surat
tersebut. Dan mungkin pula turunnya pda saat itu, lalu dia bacakan kepada
mereka serta mengingatkan mereka. Sehingga kedua riwayat ini bersesuaian."
B. Maryam 12-15
يا يَحْيى خُذِ
الْكِتابَ بِقُوَّةٍ وَ آتَيْناهُ الْحُكْمَ صَبِيًّا َ
(12)Wahai
Yahya! Peganglah kitab ini dengan teguh. Dan Kami berikan kepadanva hukum
sedang dia lagi kanak-kanak.
وَ حَناناً مِنْ
لَدُنَّا وَ زَكاةً وَ كانَ تَقِيًّا َ
(13)Dan rahmat
yang langsung dari Kami , dan kesucian, dan adalah dia seorang yang bertakwa.
وَ بَرًّا بِوالِدَيْهِ
وَلَمْ يَكُنْ جَبَّاراً عَصِيًّا َ
(14)Dan khidmat
kepada kedua ibu bapanya; dan tidaklah dia itu sombong dan tidak durhaka.
وَ سَلامٌ عَلَيْهِ
يَوْمَ وُلِدَ وَ يَوْمَ يَمُوتُ وَ يَوْمَ يُبْعَثُ حَيًّا
(15)Dan
selarnat sejahteralah atasnya di hari diri dilahirkan , dan di hari diri
meninggal dan dihari dia akan dibangkitkan hidup kembali.
Nabi Yahya a.s.
Tafsir Maryam
12-15
Pemimpin
atau pengganti dan anak yang amat dirindukan 0leh Nabi Zakariya telah tua itu
pun lahirlah.
يا يَحْيى خُذِ
الْكِتابَ بِقُوَّةٍ
"Wahai
Yahya ! Peganglah kitab ini dengan teguh." (pangkal ayat 12) .
Peganglah
kitab itu , yaitu kitab Taurat yang diturunkan kepada Musa ‘alaihis-salam dan
Nabi-nabi Bani lsrail yang sesudah Musa diwajibkan meneruskan dan memegang
teguh isi kitab itu, tidak akan merobahnya melainkan menerus kannya. Isa
Almasih sendiri pun pernah menyata kan bahwa satu titik pun daripada hukum
Taurat itu tidaklah akan dirobahnya. Pegang teguh artinya pegang dengan
sesungguhnya. Kata Zaid bin Aslam; pegang teguh arti pelajari baik-baik lalu
amalkan dan kerjakan , ikuti dengan setia apa yang dipetintahkannya, jauhi
dengan patuh apa yang dilarangnya.
وَ آتَيْناهُ الْحُكْمَ
صَبِيًّا
“Dan Kami berikan kepadanya hukum sedang dia Iagi kanak-kanak.
" (ujung ayat 12) ,
Artinya,
masih kanak-kanak lagi, namun fikirannya sudah mulai matang. Sehingga suatu
riwayat yang disampaikan Oleh Ma’mar suatu hari sesamanya kanak-kanak
mengajak·nya bermain-main, dia telah menolak dengan katanya: “Bukan untuk
bermain-main saya dijadikan Tuhan."
وَ حَناناً مِنْ
لَدُنَّا
“Dan rahmat yang langsung dari Kami. " (pangkal ayat 13).
Artinya
bahwa ditumbuhkanlah peribadi budak kecil itu dengan rahmat belas-kasihan dan cinta
berlimpah-limpah dari Allah. Az-Zamakhsyari mengatakan bahwa rasa cinta kasih
yang meliputi.Nabi Zakariya dan isterinya dan puteranya Yahya itu menyebabkan
hidup mereka dalam rumah tangga penuh dengan nikmat rohani.
وَ زَكاةً
"Dan
kesucian" daripada dosa .
Bertumbuh
peribadi Yahya itu dalam kesuburan, berbuat perbuatan yang baik dan terpuji dan
memberi berkat kepada manusia sekelilingnya. Tidak rnendapat celaan dari sesama
manusia karena tidak ada perangainya yang menimbulkan benci orang,
وَ كانَ تَقِيًّا
“Dan adalah dia seorang yang bertakwa." (ujung ayat 13).
Karena
sifat ketakwaannya itu tidaklah dia pernah berbuat perbuatan yang dibenci 0leh
Allah, melainkan tekunkali dia ber- ibadat kepada Tuhan, walaupun usianya masih
muda, menuntut ajaran Kitab Taurat yang dipegangnya teguh.
وَ بَرًّا بِوالِدَيْهِ
“Dan khidmat kepada kedua ibu-bapanya." (pangkal ayat 14).
lni
pun sifat baik yang utama pada diri Nabi Yahya itu. Di samping jiwanya yang
suci bersih dan takwa kepada Allah, diisinya pula syarat hidup yang panting,
yaitu hormat dan bakti kepada kedua orang tua, Sehingga terobatlah hati kedua
orang tua itu di zaman tuanya, mendapat putera yang amat diharapkan.
Kebaktiannya kepada kedua orang tuanya itu diperingatkan 0leh Tuhan, karena
banyak terdapat anak yang sangat diharapkan , apatah lagi anak tunggal
satu-satunya, oleh karena sangat dimanjakan orang tuanya dia pun menjadi
mangkak, sombong dan menyakiti hati orang tua.
lni
dibayangkan Tuhan dalam kisah Nabi Khidhir membawa Nabi Musa mengembara, lalu
bertemu dengan seorang anak kecil. Lalu anak itu dibunuh 0leh Nabi Khidhir,
sehingga Musa tercengang dan bertanya, mengapa Khidhir berbuat begitu. Kemudian
diterangkan 0leh Khidhir: “Adapun anak kecil itu, kedua ibu bapanya adalah
orang yang beriman, Tetapi kami khuatir bahwa dia akan mendorong kedua
ibu-bapanya itu kepada kesesatan dan kekafiran."
Maka
khidmat kepada orang tua ini pun adalah sebahagian dan hidup Nabi Yahya.
Ditambah lagi dengan keterangan Tuhan:
وَلَمْ يَكُنْ جَبَّاراً
عَصِيًّا
“Dan tidaklah dia itu sombong dan tidak durhaka." (ujung ayat
14).
Bukan
dia sombong mengangkat diri. Sebab dia diutus Allah untuk memimpin manusia.
Pemimpin sejati, terutama pemirnpin dengan tuntunan nubuwwat tidaklah sombong,
melainkan rendah hati; lemah-lembut sikapnya, memperhatikan kesusahan orang dan
menunjukkan jalan yang benar, Dan bukan pula dia perbuat maksiat mendurhakai
Tuhan.Kemudian datanglah pujian amat tinggi dari Tuhan untuknya;
وَ سَلامٌ عَلَيْهِ
يَوْمَ وُلِدَ
“Dan selamat sejahteralah atasnya di hari dia diIahirkan,” (pangkal
ayat 15).
Telah
kita ketahui bagaimanalah suasana ibunya yang telah tua itu ketika mengandungnya
dan ketika melahirkannya. Kadang-kadang ditimpa susahlah perempuan melahirkan
anak.Ada-ada saja hambatannya, Apatah lagi orang tua seperti ini. Namun
kelahiran itu selamat.
وَ يَوْمَ يَمُوتُ
“Dan di hari dia meninggal. "
Tersebutlah
di dalam riwayat dan kisah Nabi-nabi , dan tersebut juga dalam catatan kitab
Perjanjian Lama, kitab-kitab lnjil Matius dan Lukas dan Markus, bahwa kematian
Yahya anak Zakanya itu adalah karena kezaliman Raja Herodus, yang jatuh cinta
kepada anak tirinya , yang didapatinya ketika raja itu mengawini ibunya.
Setelah
anak itu bertambah besar dan bertambah cantik raja itu jatuh hati kepadanya dan
anak itu pun mau saja jadi isten dari bapa tirinya. Tetapi Yahya yang memegang
teguh Hukum Taurat tetap mcnganggap perbuatan itu HARAM. Meskipun dia telah
dimasukkan ke dalam penjara, lalu dikirim utusan raja menemuinya untuk meminta
perobahan fatwanya, namun dia tidak mau merobah hukum dan keyakinan.
Mendengar
kekerasan hatinya itu , perempuan muda yang bercintaan dengan ayah tirinya itu
meminta supaya kepala Yahya dihidangkan di atas talam emas di hadapannya, tanda
raja memang mencintainya. Maka Nabi Yahya pun dipotonglah lehernya dalam
tahanan .
Ayat
ini mengatakan bahwa selamat di hari matinya, Artinya kematian beliau adalah
kematian yang mulia, kematian seorang syahid dan dia tidak ragu-ragu menempuh
kematian itu. Dia tidak bimbang. Sebab itu maka matinya selamat.
وَ يَوْمَ يُبْعَثُ
حَيًّا
“Dan di hari dia akan dibangkitkan hidup kembaIi." (ujung ayat
15).
lnilah
pedoman dan pokok kepercayaan yang kedua bagi orang yang beragama. Yaitu
sesudah yang pertama mempercayai adanya Allah, yang kedua ialah percaya bahwa
sesudah mati kelak, akan datang masanya kita dihidupkan Allah kembali. ltulah
Yaumul-Qiyamah (Hari Kiamat).
Maka
Yahya akan bangkit kelak dari kehidupan Alam Kubur ke dalam Alam Akhirat dengan
selamat sejahtera, karena hidupnya yang mulia, suci bersih takwa hormat kepada
kedua ibu-bapa dan mati dalam keadaan syahid karena berpegang teguh kepada
ajaran Allah.
Asbabun Nuzul
Imam
Bukhari meriwayatkan (10/43): "...dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi saw berkata
kepada Jibril:" Apa yang menghalangimu mengunjungi kami lebih sering
daripada biasanya?" Lalu turunlah "Dan tidaklah kami (Jibril) turun,
kecuali dengan perintah Tuhanmu. Kepunyaan-Nya-lah apa-apa yang ada di hadapan
kita, apa-apa yang ada di belakang kita."
Dikeluarkan
juga oleh At-Tirmidzi, Imam Ahmad, Ibnu Jarir dan Al-Hakim.
Imam Bukhari
meriwayatkan (5/221): "...dari Khabbab, katanya:" Saya dahulu pada
masa jahiliyah adalah tukang besi, dan Al-'Ash bin Wail berhutang kepada saya,
maka (ketika sudah masuk Islam) sayapun datang menagihnya, dia berkata:
"Saya tidak akan melunasi sampai kamu mengingkari Muhammad." Maka
saya katakan: "Saya tidak akan mengingkarinya sampai Allah mematikanmu dan
membangkitkanmu." Dia berkata: "Biarkan aku sampai mati dan
dibangkitkan, nanti saya akan diberi anak dan harta lalu melunasimu." Maka
turunlah ayat: "Maka apakah kamu telah melihat orang yang kafir kepada
ayat-ayat Kami dan ia mengatakan: "Pasti aku akan diberi harta dan anak.
Dikeluarkan
juga oleh Imam Muslim, At-Tirmidzi, Imam Ahmad, Ibnu Jarir dan Ath-Thabrani.
C. An-Nisa Ayat
36
Ayat
36 Kewajiban terhadap Allah dan terhadap sesama manusia, perintah beribadah
kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala saja, arahan dalam hubungan kemasyarakatan,
dan perintah berinfak
وَاعْبُدُوا
اللَّهَ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي
الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ
الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ
أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالا فَخُورًا (٣٦)
Terjemah Surat An Nisa Ayat 36
36. Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan apa yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri,
Tafsirnya
Allah Ta'ala dalam ayat ini memerintahkan kita hanya menyembah kepada-Nya saja dan mengarahkan berbagai bentuk ibadah kepada-Nya, baik berdoa, meminta pertolongan dan perlindungan, ruku' dan sujud, berkurban, bertawakkal dsb. serta masuk ke dalam pengabdian kepada-Nya, tunduk kepada perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dengan rasa cinta, takut dan harap serta berbuat ikhlas dalam semua ibadah baik yang nampak (ibadah lisan dan anggota badan) maupun yang tersembunyi (ibadah hati). Allah Ta'ala juga melarang berbuat syirk, baik syirk akbar (besar) maupun syirk asghar (kecil).
Syirk Akbar (besar) adalah syirk yang biasa terjadi dalam uluhiyyah maupun rububiyyah. Syirk dalam Uluhiyyah yaitu dengan mengarahkan ibadah kepada selain Allah Ta’ala, misalnya berdo’a dan meminta kepada selain Allah, ruku’ dan sujud kepada selain Allah, berkurban untuk selain Allah (seperti membuat sesaji untuk jin atau penghuni kubur), bertawakkal kepada selain Allah dan mengarahkan segala bentuk penyembahan/ibadah lainnya kepada selain Allah Ta’ala. Sedangkan syirk dalam rububiyyah yaitu menganggap bahwa di samping Allah ada juga yang ikut serta mengurus alam semesta. Syirk dalam uluhiyyah dan rububiyyah termasuk syirk akbar. Sedangkan Syirk Asghar (kecil) adalah perbuatan, ucapan atau niat yang dihukumi oleh agama Islam sebagai Syirk Asghar karena bisa mengarah kepada Syirk Akbar contohnya adalah:
Bersumpah dengan nama selain Allah. Memakai jimat dengan keyakinan bahwa jimat tersebut sebagai sebab terhindar dari madharat (namun bila berkeyakinan bahwa jimat itu dengan sendirinya bisa menghindarkan musibah atau mendatangkan manfaat maka menjadi Syirk Akbar).
36. Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan apa yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri,
Tafsirnya
Allah Ta'ala dalam ayat ini memerintahkan kita hanya menyembah kepada-Nya saja dan mengarahkan berbagai bentuk ibadah kepada-Nya, baik berdoa, meminta pertolongan dan perlindungan, ruku' dan sujud, berkurban, bertawakkal dsb. serta masuk ke dalam pengabdian kepada-Nya, tunduk kepada perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dengan rasa cinta, takut dan harap serta berbuat ikhlas dalam semua ibadah baik yang nampak (ibadah lisan dan anggota badan) maupun yang tersembunyi (ibadah hati). Allah Ta'ala juga melarang berbuat syirk, baik syirk akbar (besar) maupun syirk asghar (kecil).
Syirk Akbar (besar) adalah syirk yang biasa terjadi dalam uluhiyyah maupun rububiyyah. Syirk dalam Uluhiyyah yaitu dengan mengarahkan ibadah kepada selain Allah Ta’ala, misalnya berdo’a dan meminta kepada selain Allah, ruku’ dan sujud kepada selain Allah, berkurban untuk selain Allah (seperti membuat sesaji untuk jin atau penghuni kubur), bertawakkal kepada selain Allah dan mengarahkan segala bentuk penyembahan/ibadah lainnya kepada selain Allah Ta’ala. Sedangkan syirk dalam rububiyyah yaitu menganggap bahwa di samping Allah ada juga yang ikut serta mengurus alam semesta. Syirk dalam uluhiyyah dan rububiyyah termasuk syirk akbar. Sedangkan Syirk Asghar (kecil) adalah perbuatan, ucapan atau niat yang dihukumi oleh agama Islam sebagai Syirk Asghar karena bisa mengarah kepada Syirk Akbar contohnya adalah:
Bersumpah dengan nama selain Allah. Memakai jimat dengan keyakinan bahwa jimat tersebut sebagai sebab terhindar dari madharat (namun bila berkeyakinan bahwa jimat itu dengan sendirinya bisa menghindarkan musibah atau mendatangkan manfaat maka menjadi Syirk Akbar).
Yakni berbuat baiklah kepada mereka
baik dalam hal ucapan maupun dalam hal perbuatan. Dalam hal ucapan misalnya
dengan berkata-kata yang lembut dan baik kepada kedua orang tua, sedangkan
dalam hal perbuatan misalnya menaati kedua orang tua dan menjauhi larangannya,
menafkahi orang tua dan memuliakan orang yang mempunyai keterkaitan dengan orang
tua serta menyambung tali silaturrahim dengan mereka.Baik kerabat dekat maupun
jauh, yakni kita diperintah berbuat baik kepada mereka dalam ucapan maupun
perbuatan, serta tidak memutuskan tali silaturrahim dengan mereka.
Anak yatim adalah anak-anak yang ditinggal wafat bapaknya saat mereka masih kecil. Mereka memiliki hak yang harus ditunaikan oleh kaum muslimin. Misalnya menanggung mereka, berbuat baik kepada mereka, menghilangkan rasa sedih yang menimpa mereka, mengajari adab dan mendidik mereka sebaik-baiknya untuk maslahat agama maupun dunia mereka. Misalnya dengan memenuhi kebutuhan mereka, mendorong orang lain memberi mereka makan serta membantu sesuai kemampuan.
Anak yatim adalah anak-anak yang ditinggal wafat bapaknya saat mereka masih kecil. Mereka memiliki hak yang harus ditunaikan oleh kaum muslimin. Misalnya menanggung mereka, berbuat baik kepada mereka, menghilangkan rasa sedih yang menimpa mereka, mengajari adab dan mendidik mereka sebaik-baiknya untuk maslahat agama maupun dunia mereka. Misalnya dengan memenuhi kebutuhan mereka, mendorong orang lain memberi mereka makan serta membantu sesuai kemampuan.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pentingnya seorang bapak memperhatikan pendidikan anaknya, bagaimana mendidik anak secara Islami, dan perintah menaati kedua orang tua selama isinya bukan maksiat kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala
Pemimpin atau pengganti dan anak yang amat dirindukan 0leh Nabi Zakariya telah tua itu pun lahirlah.
Kewajiban terhadap Allah dan terhadap sesama manusia, perintah beribadah kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala saja, arahan dalam hubungan kemasyarakatan, dan perintah berinfak
Pentingnya seorang bapak memperhatikan pendidikan anaknya, bagaimana mendidik anak secara Islami, dan perintah menaati kedua orang tua selama isinya bukan maksiat kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala
Pemimpin atau pengganti dan anak yang amat dirindukan 0leh Nabi Zakariya telah tua itu pun lahirlah.
Kewajiban terhadap Allah dan terhadap sesama manusia, perintah beribadah kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala saja, arahan dalam hubungan kemasyarakatan, dan perintah berinfak
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Rosihun,
Ulum Al-Qur’an, Pustaka Setia, Bandung, 2012.
Ashiddieqy
Hasbi, Sejarah dan Pengantar ilmu
Al-Qur’an/Tafsir, Bulan bintang, jakarta, 1989.
Hasbi Muhammad,
Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Pustaka Rizki Putra, Semarang, 1987.
M. Yusuf Kadar,
study Al-Qur’an, Amzah, Jakarta, 2010.
Al-Hayy Abd,
Metode tafsir Mawdhu’i, Raja Grafindo Persada, jakarta, 1994.
Syadali Ahmad,
Rafi’i, Ulumul Qur’an II, Pustaka Setia, Bandung, 2000.
Ahmad,.
Nurwajdah, E,Q, Dr., Tafsir Ayat-ayat
Pendidikan, hati yang selamat hingga kisah Luqman, Marja, Bandung, 2007,
Al bani,
Muhamad nasarudin, Derajat hadis dalam tafsir Ibn Kastsir, Pustaka Azzam,
Jakarta 2008
Al Wahidi,
Asbab Nuzul al- Qur’an, Beirut Dar al
Kutub al Ilmiyah,
Tafsir Ibnu
Katsir, Maktabah Syamilah
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian dalam Al Qur’an,
Jakarta, Lentera Hati, 2010
Shihab, M. Quraish,
Dr. Membumikan Al Qur’an, Mizan,
Bandung, 1993,